Jumat, 02 Juli 2010

MASALAH KEJANTANAN PRIA

Gejala Disfungsi Ereksi dan Ereksi Pagi


Pada waktu pagi atau subuh, waktu mau buang air kecil atau malam hari dan waktu tidur, para pria biasa terbangun dengan penis dalam keadaan ereksi. Keadaan ini disebut ereksi malam (nocturnal erection) atau ereksi pagi (morning erection).

Morning erection (ereksi pagi) terjadi sejak mulai bayi. Menurut beberapa peneliti, waktu bayi dikandung pun penis mengalami ereksi di pagi hari. Pada umumnya ereksi pagi dialami pada saat mau bangun pagi dan akan buang air kecil. Sampai sekarang mekanisme ereksi pagi ini masih belum diteliti secara benar. Sebagian peneliti mengatakan ereksi timbul karena adanya tekanan air seni ke pembuluh darah balik (vena) sehingga darah sulit kembali ke badan. Sebagian lagi mengatakan pada waktu pagi, hormon testosteron akan meningkat. Peningkatan hormon inilah yang menyebabkan ereksi.

Pada waktu yang sama terkadang timbul mimpi sekaligus dengan ereksi. Bermimpi melakukan kontak seksual yang singkat sampai terjadi ejakulasi. Jadi, menurut teori pada waktu pagi konsentrasi testosteron akan meninggi sehingga akan mudah terjadi mimpi seks dan ereksi pagi. Sesudah buang air kecil, ereksi penis umumnya akan menurun pelan-pelan dengan sendirinya.

Pada pria muda, ereksi pagi cukup sering terjadi. Sebagian pria mengatakan mengalami ereksi hampir setiap pagi. Ada yang mengatakan sekitar 1 kali dalam 2 hari. Kualitas ereksi penis biasanya bervariasi, ada yang hanya membesar dan ada juga yang sampai bisa kaku.

Sesudah terbangun dengan ereksi penis yang keras, sebagian pria akan langsung pergi ke kamar mandi buang air kecil dan kemudian ereksinya menghilang. Tetapi ada juga sebagian pria yang mempermainkannya dengan memegang-megang penis sehingga memberikan kenikmatan seksual, lalu penis ereksi terus dan semakin keras. Sebagian kecil bahkan meneruskan dengan melakukan masturbasi sampai ejakulasi. Yang lain membiarkannya saja tanpa dipegang sampai penis lemas sendiri.

Pada pria yang sudah menikah, kadang-kadang ereksi dipertahankan terus, bahkan ada yang meneruskannya dengan percumbuan dengan istri. Bila istri menyambut, percumbuan bisa diteruskan sampai koitus. Tetapi sebagian istri tidak suka koitus pagi hari. Wanita merasa tidak tenang karena perhatiannya sudah tertuju pada persiapan aktivitas pagi terutama mengurus anak yang akan pergi ke sekolah.

Pada pria yang telah mengalami disfungsi ereksi, ereksi di pagi hari bisa atau sedikit jarang terjadi. Makin berat keadaan disfungsi ereksi, ereksi pagi akan semakin berkurang bahkan hilang sama sekali.

Biasa mengalami ereksi pagi 1 kali dalam 2 hari atau 1 kali dalam 3 hari, tetapi belakangan tidak terjadi lagi. Sejalan dengan itu ereksi pada saat koitus pun juga menurun sehingga koitus tidak bisa berlangsung atau tidak bisa selesai dengan baik.

Bila ereksi pagi menurun dan ereksi untuk koitus juga melemah yang menyebabkan koitus gagal, maka biasanya timbul perasaan khawatir atau timbul pertanyaan dalam otaknya, "Apa yang terjadi mengenai seks saya? Apakah masih bisa disembuhkan? Bagaimana nanti istri saya?. Ketakutan yang berlarut-larut akan membuat ereksi makin menurun dan penis sama sekali tidak bisa ereksi lagi. Bahkan membesar pun tidak bisa lagi. Penis akan berkerut dan terus lembek. (NL Tobing)

MASALAH KEJANTANAN PRIA

CIRI-CIRI EREKSI PENIS YANG NORMAL

Salah satu cara mengetahui gejala dari disfungsi ereksi adalah dengan mengukur tingkat ereksi penis. Ereksi penis yang normal adalah keadaan di mana penis membesar lalu mengeras. Seberapa keras ereksi tersebut jarang diperhatikan. Tetapi jika ereksi terganggu atau terjadi disfungsi ereksi maka ukuran ereksi menjadi sangat penting artinya.

Adapun tanda-tanda dari ereksi yang normal, penuh dan keras adalah sebagai berikut :

  1. Bila penis dipegang atau dipencet akan terasa keras,

  2. Penis tidak bisa ditekuk karena kaku sehingga sering disebut kayu,

  3. Bila digoyang, penis akan bergoyang dan bergetar lalu kembali pada posisi semula.

Keadaan tadi terjadi sejak seorang anak laki-laki lahir sampai usia lanjut. Pada waktu masa bayi dan anak, ereksi terjadi dengan sendirinya tanpa disengaja atau disadari oleh si anak sendiri.

Sesudah melalui masa pubertas umumnya ereksi akan terjadi karena adanya stimulasi seksual dari dalam diri sendiri atau dari luar dirinya. Stimulasi dari dalam diri terjadi karena ada pikiran atau fantasi mengenai seks lalu penis menjadi ereksi. Stimulasi dari luar terjadi karena adanya stimulan seksual yang diminati yang diterima melalui pancaindera dan dapat membangkitkan gairah seksual.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan penis menjadi ereksi. Secara normal penis akan membesar dan mengeras pada keadaan-keadaan tertentu seperti ereksi yang terjadi pada malam atau pagi hari, ereksi yang muncul karena adanya ransangan yang bersifat stimulasi psikoseksual dan stimulasi fisik seperti saat melakukan onani atau masturbasi, ereksi saat kencan dengan pasangan atau saat terjadi aktifitas seksual, dan ereksi saat membaca atau menonton.

Berbagai keadaan di atas adalah keadaan ereksi normal mulai dari bayi sampai dewasa. Sesudah remaja sampai dewasa bahkan sampai tua ereksi penis menjadi sangat penting. Dengan ereksi yang keras, setiap pria menjadi yakin diri dan senang akan dirinya karena merasa fungsi seksnya normal. Bagi yang sudah menikah, dapat menikmati koitus dengan istri. Istri juga senang dan bangga akan suami. Jadilah suami dan istri yang bersemangat, senang dan bahagia.(NL Tobing)

Kamis, 01 Juli 2010

MASALAH KEJANTANAN PRIA


1. Impotensi (Disfungsi Ereksi) adalah ketidakmampuan untuk memulai dan mempertahankan ereksi.

Impotensi biasanya merupakan akibat dari:
• Kelainan pembuluh darah
• Kelainan persarafan
• Obat-obatan
• Kelainan pada penis
• Masalah psikis yang mempengaruhi gairah seksual.

2. Impotensi adalah suatu gangguan seksual yang ditandai dengan gejala ketidakmampuan penderita dalam mempertahankan tingkat ereksi penis untuk berlangsungnya hubungan sex suami istri. Pria impotensi tidak dapat mempertahankan penis dari awal kegiatan hubungan seks suami istri sampai selesai.

Tingkat impotensi sangat bervariasi mulai dari ringan sampai berat, dikalangan medis lebih dikenal dengan Disfungsi Ereksi (DE), sedangkan impotensi adalah tingkat gangguan yang sangat berat, artinya hampir tak mempunyai kemampuan sama sekali untuk ereksi.

3. Impoten adalah istilah lain dari lemah syahwat dan merupakan salah satu bagian dari disfungsi ereksi. Penyakit ini benar-benar merupakan keadaan yang amat menyedihkan bagi pria yang mengalaminya. Sebab pria tersebut tidak akan bisa melaksanakan kegiatan seksnya secara wajar. Ciri dari impotensi adalah tidak memiliki daya tahan yang cukup saat koitus terjadi, atau terkadang penisnya tidak dapat mengeras saat bercumbu atau saat akan melakukan hubungan seks. Tidak jarang perkawinan menjadi hancur karena penyakit ini.

Semakin bertambah umur seorang pria, maka impotensi semakin sering terjadi, meskipun impotensi bukan merupakan bagian dari proses penuaan tetapi merupakan akibat dari penyakit yang sering ditemukan pada usia lanjut.

Sekitar 50% pria berusia 65 tahun dan 75% pria berusia 80 tahun mengalami impotensi.


Penyebab Impotensi

IMPOTENSI dapat disebabkan oleh faktor fisik dan psikis. Namun, banyak pria menderita impoten karena gabungan kedua faktor tersebut.

Hal itu terjadi karena banyak pria merasa malu menceritakan masalah ini kepada orang lain, bahkan terkadang disimpannya sendiri hingga penyebab fisik kerap kali dibarengi oleh masalah psikis.

Faktor fisik penyebab impotensi antara lain:
1. Gangguan aliran darah: Penyakit yang dapat mengurangi aliran darah ke penis meliputi hipertensi (tekanan darah tinggi), diabetes (kencing manis), dan penyakit peyronie (terbentuknya jaringan parut pada penis).
2. Gangguan persarafan: Keadaan yang dapat mengurangi atau menghambat hantaran saraf ke penis antara lain diabetes, cedera tulang belakang, pembedahan daerah panggul, kecanduan alkohol, ruasaknya saraf karena penyakit kelamin atau akibat pembengkakan saraf-saraf yang terjadi oleh penyakit difteri.
3. Gangguan hormonal: Keadaan yang dapat mengganggu keseimbangan hormon-hormon ini antara lain disfungsi testis (gangguan fungsi buah zakar), penyakit ginjal, liver, dan kecanduan alkohol.
4. Obat-obatan: Penyebab impotensi yang paling sering dijumpai adalah obat-obatan, seperti obat antihipertensi (obat tekanan darah tinggi), antidepresi, frankuilizer (obat penenang), diuretik (obat yang meningkatkan pengeluaran air seni),simetidin (obat maag), obat penurun berat badan, alkohol, opiat, heroin, amfetamin dan nikotin/rokok.

Faktor Psikis penyebab impotensi antara lain:
1. Stres: Stres karena masalah pekerjaan, pergaulan ataupun masalah keuangan dapat menyebabkan gangguan ereksi. Semakin keras usaha seorang pria untuk memperoleh ereksi ketika ia sedang mengalami ketegangan maka akan semakin buruk pula hasil yang dicapainya. Stres dapat menyebabkan impotensi begitu pula sebaliknya.
2. Depresi: Depresi dapat mengurangi tenaga pria dan menurunkan kemampuan seksualnya. Seorang pria yang depresi biasanya tidak mampu memperoleh ereksi dan ini akan menambah berat keadaan depresinya.
3. Kecemasan: Kecemasan memainkan peranan penting dalam terjadinya impotensi pada laki-laki, diantaranya kecemasan apakah dia akan mampu berereksi, mampu mempertahankannya dan mampu memuaskan pasangannya. Hal ini dapat dialami oleh sebagian besar kaum pria pada waktu tertentu. Tetapi bila terjadi terus-menerus maka hal ini dapat menyebabkan terjadinya impotensi. Rasa takut terhadap kegagalan akan menimbulkan ketegangan. Dan ini akan menghambat terjadinya ereksi.
4. Informasi seks keliru: Informasi yang keliru mengenai seks juga dapat menyebabkan stres dan kecemasan. Misalnya seorang pria yang mendapatkan pendidikan/pengertian seks yang negatif sehingga dia beranggapan bahwa seks itu merupakan perbuatan yang kotor/dosa. Atau seorang pria yang dibesarkan dalam lingkungan yang memiliki pemikiran keliru mengenai keperkasaan seorang pria sejati sehingga pria tersebut menjadi rendah diri dan hanya dapat ereksi jika berhubungan dengan wanita yang status sosial, ekonomi atau kontruksi tubuhnya lebih lemah darinya. Pria tersebut impoten bila berhubungan dengan isterinya tetapi tidak demikian halnya jika ia berhubungan dengan wanita lain, keadaan seperti ini tidak jarang mendorongnya untuk melakukan penyelewengan seksual dengan wanita lain.